Ikut Tes ASN 2018 Pertama Kali (Berbagi Pengalaman)


Peristiwa kemarin adalah yang pertama kalinya saya rasakan dalam hidup. Apa itu?

Saya melewati sebuah tes yang diikuti oleh ratusan ribu pemuda dan pemudi Indonesia yang berusia di bawah 35 tahun. Sudah bisa menebak?

Ya, kalian benar.  Saya mengikuti tes kemampuan dasar dalam seleksi penerimaan ASN (Aparatur Sipil Negara) 2018. Sebelum mengikuti tes ini, terlebih dahulu saya telah melalui beberapa tahapan yang kesemuanya sama-sama memberikan kesan yang mendalam.

Seleksi ini dimulai ketika beberapa bulan lalu terdengar gaung di sana-sini bahwa pemerintah melalui Badan Kepegawaian Nasional akan membuka pendaftaran ASN untuk tahun 2018 dan tak tanggung-tanggung jumlah pegawai baru yang dibutuhkan sekitar 17 ribu  sedangkan jumlah pendaftar mencapai 284 ribu orang. Bisa dibayangkan bagaimana seleksi ini akan menjadi sebuah arena pertarungan yang sengit.

Sumber: Google 


Maka benar saja itulah yang terjadi bahkan ketika hari pembukaan portal resmi dari BKN, server selalu down karena membludaknya jumlah pengakses. Sehingga saya dan teman-teman yang lain berjuang keras bahkan hanya untuk membuat akun sebagai langkah awal kami mengikuti seleksi ini. Kemudian setelah berhasil membuat akun, kita belum bias bernafas lega karena masih ada beberapa tahap lagi yang harus dilalui sebelum kita mendapatkan sebuah kartu tes penanda bahwa kelengkapan berkas untuk keperluan administrasi telah betul-betul lengkap dan siap diverifikasi.

Ini baru tahap awal kawan, setelah menunggu beberapa hari bahkan beberapa pekan akhirnya pengumuman yang ditunggu pun datang. Ya, BKN melalui situs resminya dan beberapa instansi merilis nama-nama peserta yang dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mengikuti tes kemampuan dasar (TKD). Alhamdulillah pada tahap ini saya dinyatakan lulus. Kemudian lokasi dan tempat tes dirilis beberapa hari setelahnya. Kebetulan untuk instansi yang saya pilih, pengumuman jadwal TKD dikeluarkan 3 hari sebelum ujian, oke masih ada waku untuk mempersiapkan diri.

Nah kebetulan Sabtu kemarin adalah hari tes yang saya dapatkan bersama dengan beberapa teman. Jadilah kami berangkat bersama ke lokasi tes sesegera mungkin karena para peserta diharapkan tiba dan melakukan registrasi 120 menit sebelum tes dimulai. Ketika tiba di lokasi hal pertama yang terlihat adalah berjubelnya manusia dengan pakaian seragam (hitam-putih) dengan berkas di tangan dan wajah tegang dan berkeringat tertib dalam antrean. Lau setelah menitipkan barang bawaan (ingat ya, yang boleh dibawa ke ruang tunggu hanya KTP, kartu tes). Karena ujian dimulai jam 16.30, kami harus menunggu sekitar 1 jam lebih di ruangan tersebut. Saya membunuh waktu dengan mengobrol bersama teman-teman.

Antrean penitipan tas (DokPri)
Kemudian tiba waktunya kami diminta memasuki ruangan tes satu persatu dengan tertib setelah diperiksa oleh beberapa petugas kepolisian untuk memastikan kami tidak akan membawa benda-benda untuk berbuat curang ketika tes diadakan.

Di dalam ruangan tes tersedia jejeran laptop yang akan digunakan oleh para peserta, setelah semua mendapatkan tempat duduk dan diberi pengarahan oleh seorang petugas, kami pun memulai tes dengan modal yang telah kami persiapkan sebelumnya.

Waktu 90 menit yang diberikan terasa begitu singkat untuk mengerjakan soal-soal tes yang terdiri dari 3 sub bahasan yaitu wawasan kebangsaan, intelegensi umum dan kemampuan pribadi yang totalnya berjumlah 100 nomor, belum lagi soal-soal yang diberikan membutuhkan analisa yang cermat sehingga membutuhkan beberapa lama untuk menjawab 1 butir soal.

Situasi Tes (Google)
Setelah berjibaku dengan soal-soal tersebut selama 90 menit akhirnya sesi tes saya berakhir dan hasilnya saya belum mampu mendapatkan nilai yang dipersyaratkan untuk kelulusan TKD. Kecewa? Pasti. Bohong kalau saya berkata tidak. Namun ada kelegaan tersendiri yang saya rasakan ketika saya sudah menyelesaikan tes tersebut karena dari dulu saya penasaran dengan tes CAT PNS yang banyak dibicarakan orang-orang. Ada kepuasan tersendiri ketika saya pun pernah melaluinya. Sebuah pengalaman yang sangat berharga.

Dari pengalaman saya mengikuti tes CAT BKN, ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi pelajaran bagi saya ataupun teman-teman pembaca sekalian:
  • Persiapan yang matang adalah kunci keberhasilan.

Dalam hal ini saya mengakui bahwa persiapan yang saya lakukan sangatlah minim. Ketika teman-teman yang lain dengan serius berjibaku dengan soal-soal CAT,  saya malah duduk anteng mengerjakan hal yang lain. Saya malah intens belajar ketika wkatu tes sudah mepet.
  • Jangan menghindari satu jenis soal

Saya adalah tipe orang yang sangat lemah dalam perhitungan. Jadi ketika belajar pun saya hanya fokus kepada materi lain seperti kemampuan verbal dan hal yang saya sukai. Setiap ada soall hitungan pasti saya menghindar dan tidak mau mencoba mengerjakannya walaupun kata teman-teman itu adalah soal yang sangat sederhana. Padahal dalam Tes Intelegensi Umum, kemampuan numerik juga salah satu yang dipersyaratkan dan soal-soal itu pasti muncul, Dan betul saja, pada saat tes saya mendapatkan jauh lebih banyak soal hitungan daripada soal kemampuan verbal dan wacana yang menjadi tumpuan saya. Itulah salah satu hal yang tidak tepat dalam strategi belajar saya. Seharusnya semakin saya lemah dalam sebuah materi, saya harus semakin terpacu untuk belajar dan mengetahui bagaimana materi itu bisa diselesaikan bukan malah lari dan menghindar. (JANGAN DITIRU)
  • Manajemen waktu

Dalam tes TKD jumlah soal jauh lebih banyak daripada waktu tes yang diberikan sehingga kemampuan mengatur waktu menjadi sangat penting. Kalau saya pribadi pada saat tes saya langsung menuju soal-soal TKP ( kemampuan pribadi) yang menjadi momok bagi banyak orang karena soalnya panjang-panjang dan jawabannya sangat menyulitkan. Setelah menyelesaikan TKP saya kemudian beralih kepada TWK ( wawasan kebangsaan) dan yang paling akhir saya kerjakan adalah TIU. Ketika tes saya senantiasa menjaga jarak aman soal yang belum saya kerjakan dengan waktu yang tersedia, contohnya jumlah soal yang belum saya kerjakan 25 nomor, waktu yang tersisa masih 35 menit, sehingga di akhir saya masih memiliki sisa waktu untuk mengerjakan soal  yang susah menurut saya.
  
Setelah kita berusaha, berdoa maka hasilnya baik berhasil maupun gagal adalah hak prerogatif Allah. Kita hanya bisa berusaha yang terbaik namun semua ditentukan oleh-Nya. Ketika gagal maka kekecewaan adalah hal yang wajar namun jangan sampai kita menjadi lupa bahwa rezeki kita sudah diatur dan selalu ada kesempatan yang lebih baik bagi kita,insyaallah.

Tetap semangat teman-teman yang masih terus berjuang untuk menjadi ASN, semoga ketika terpilih nanti bisa menjalankan profesinya dengan penuh integritas dan tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Mengurus SKCK di Luar Domisili KTP

Climate Change

Masih Tentang SKCK dan Serba-Serbinya