Masih Tentang SKCK dan Serba-Serbinya


Sampai sekarang sepertinya Saya telah 3X mengurus SKCK baik membuat yang baru ataupun sekadar memperpanjang yang sudah ada namun telah kedaluwarsa baik secara langsung maupun dengan semi-daring dan untuk kebutuhan yang berbeda pula.



1.     Pertama kali membuat SKCK pada 2016
Pada waktu itu saya membutuhkan SKCK sebagai salah satu kelengkapan berkas untuk mengikuti seleksi program SM3T Kemdikbud angkatan VI. Di kali pertama ini saya masih sangat awam dengan berbagai prosedur yang harus dilewati untuk mendapatkan selembar surat pernyataan bahwa saya adalah pribadi yang baik dan bebas dari cacat kriminal, Alhamdulillah. Nah karena masih minim informasi, saya hanya tahu bahwa mengurus SKCK itu mengharuskan saya kembali ke daerah asal yang notabene terletak sekitar 130 Km dari kota Makassar. Karena pada waktu itu saya masih menjadi seorang pengajar di sebuah lembaga kursus sebagian proses pengurusan suratnya saya serahkan kepada orang tua di daerah.

Setelah mendapatkan pengantar dari kepala desa, saya meminta ijin beberapa hari kepada atasan untuk mudik dadakan.  Dengan arahan dari Bapak, keesokan harinya saya membawa surat tersebut ke kantor kecamatan. Untunglah saya tiba di sana ketika hari masih pagi sehingga tanda tangan dan paraf yang diperlukan bisa didapatkan dengan cukup mudah. Kemudian saya diarahkan lagi ke Polsek untuk membuat surat pengantar yang kemudian akan ditembuskan kepada kantor Polres di kota kabupaten.

Di kantor polsek, prosesnya berjalan agak lambat karena kebetulan petugas yang berwenang belum datang sehingga saya harus menunggu hampir 1 jam. Setelah rampung barulah saya berpindah ke kantor polres yang jaraknya sekitar 20 km dari tempat saya tinggal.

Setelah menempuh perjalanan dengan angkot sekitar 20 menit, saya pun tiba. Karena kebingungan dan itu adalah kali pertama saya ke sana, akhirnya saya memutuskan untuk bertanya kepada seorang petugas kemudian saya diminta untuk ke ruangan khusus untuk pengurusan SKCK.

Hal pertama yang saya lakukan ketika tiba di sana adalah saya diminta untuk mengisi beberapa formulir tentang data pribadi dan keluarga. Kemudian saya diarahkan ke ruangan lain untuk mengetahui rumus sidik jari saya. Setelah itu, formulir yang telah saya isi beserta berkas pendukung lain ( Pengantar Polsek, salinan KTP, ijazah terakhir, pas foto 4x6 latar merah) dan uang administrasi Rp. 30.000. Tidak beberapa lama, saya dipanggil dan SKCK saya pun jadi. Alhamdulillah.

2.    Membuat SKCK di luar domisili dengan sistem semi-daring pada 2017
Kalau kali kedua ini, sudah saya jelaskan pada postingan sebelumnya https://indrazametka.blogspot.com/2018/01/pengalaman-mengurus-skck-online.html. Prosesnya semi-semi daring walaupun pada akhirnya harus tetap mengisi form seperti biasa karena sistem lagi down pada saat itu.

3.    Memperpanjang SKCK di 2019
Nah, Februari lalu saya baru saja melakukan perpanjangan SKCK untuk kebutuhan melamar pekerjaan. Untuk yang ketiga ini, setelah menyiapkan semua berkas yang dibutuhkan saya langsung ke kantor Polda Sulsel. Setelah giliran saya, petugas meminta saya mengisi ulang formulir seperti pada saat awal pembuatan SKCK untuk memperbaharui data dikarenakan saya tidak membawa pengantar dari polsek setempat. Tapi tidak masalah sebenarnya, toh mengisi formulir hanya butuh beberapa menit kemudian berkas lain dan uang administrasinya disetor (Rp.30.000). Tak lama setelah itu, saya dipanggil kembali untuk mengambil SKCK yang telah jadi.

Dari beberapa pengalaman saya di atas, saya sampai saat inipun belum sepenuhnya mengerti tentang bagaimana pembuatan SKCK itu berjalan, apakah bisa ketika kita mengurus SKCK di luar domisili KTP tanpa harus mengurus surat pengantar ini dan itu? Jawabannya bisa, ketika tempat kita mengurus, seperti saya di Polda Sulsel wilayah kerjanya masih mencakup daerah asal saya. Untuk kasus ketika kita berada di provinsi yang berbeda dengan KTP, kita sepertinya tetap harus mengurus surat domisili dan pengantar yang lain. 
Mungkin memang sedikit agak ribet namun saya selalu percaya bahwa untuk mendaptkan sesuatu harus ada proses yang dilewati, toh dalam proses-proses itu sendiri kita akan mendapatkan banyak pelajaran-pelajaran baru. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Mengurus SKCK di Luar Domisili KTP

Ketika Wanita Tercinta Memulai #AyoHijrah bersama Bank Muamalat Indonesia

Perempuan Menawan di Tengah Padang Savana