Surrogates : Ketika Teknologi telah mengambil alih kehidupan seorang manusia
Film yang diperankan
oleh Bruce Wilis ini berkisah tentang suatu jaman di masa depan, seorang ahli
berhasil menciptakan robot yang mampu menjadi pengganti bagi manusia. Setiap
manusia tidak perlu keluar rumah dan semua aktivitasnya dilakukan oleh sebuah
robot pengganti (Surrogates). Hal ini tentu membuat semua resiko keamanan bagi
manusia (operator) menjadi sangat terjamin. Ketika terjadi kecelakaan,
kejahatan atau apapun itu berarti hanya merusak si robot pengganti dan
operatornya tetap aman. Di sisi lain ada gerakan kelompok masyarakat yang
menolak penggunaan robot pengganti. Gerakan ini dipimpin oleh seorang “nabi”,
mereka mengganggap penggunaan robot pengganti adalah sebuah kebohongan karena
manusia tidak hidup sebagaimana mestinya dan tidak nyata.
Yang akan saya share
pada postingan kali ini adalah inti dari film ini sendiri, yaitu ketika
teknologi yang pada awalnya dijadikan sebagai alat bantu untuk manusia justru
beralih fungsi dengan mendominasi dan menguasai kehidupan manusia itu sendiri.
Di abad 21 seperti
sekarang ini, fungsi teknologi benar-benar sangat luar biasa. Mulai dari
pekerjaan rumah tangga, pekerjaan kantoran dan sendi-sendi kehidupan yang lain
telah didominasi oleh keberadaan teknologi.Para ahli dan orang-orang cerdas
berlomba-lomba menciptkan alat-alat yang serba canggih. Setiap hari ada saja
terobosan baru yang diciptakan dan dilempar ke pasar. Hal ini membuat kehidupan
manusia sebagai konsumen utama
dimanjakan dengan berbagai fitur canggih . Berbagai kemudahan membuat
kehidupan manusia menjadi sangat mudah. Hal ini sesuai dengan perkembangan
zaman yang berputar semakin cepat.
Namun segala sesuatu
selalu memiliki 2 sisi yang beriringan. Ada positif, ada negatif, ada baik dan
ada buruk, begitu pula dengan teknologi.
Kehidupan manusia yang
semakin mudah dan dinamis justru kadangkala tidak dibarengi dengan peningkatan
kualitas hidup manusia itu sendiri secara mental. Kenapa? Karena kita terlalu
tergantung dengan teknologi kita seringkali gagap dan kaku melakukan hal yang
sama secara manual.
Contohnya saja seperti
ini; dengan adanya media internet kita semakin mudah mengakses segala sesuatu,
termasuk ketika mengerjakan tugas kampus ataupun tugas sekolah. Nah, karena
saking banyaknya informasi yang tersedia diinternet maraklah kebiasaan yang
disebut budaya copas (copy-paste). Kita tinggal mencari materi yang kita
butuhkan, dicopy dan dipaste menjadi sesuatu yang baru, ta ra!!!
Dan jadilah
tugas itu dengan cepat dan kilat.
Namun budaya ini disadari
ataupun tidak sebenarnya merusak secara perlahan. Dengan kemudahan akses yang
ada, kita semakin malas untuk belajar mencari tahu dan membaca buku. Orang
lebih senang segala sesuatu yang instan, tanpa berusaha mencari ide yang
orisinil. Itu baru salah satu contoh dari dampak yang dapat diberikan oleh
teknologi.
Pada dasarnya teknologi
membuat hidup manusia menjadi lebih mudah, namun di balik itu banyak juga hal
yang harus kita korbankan. Segala sesuatu yang ada hendaknya kita gunakan
secara bijaksana. Jangan sampai berlebihan, karena sesuatu yang berlebihan
justru akn menghasilkan hal-hal yang kurang baik.
Teknologi ya tetaplah
teknologi, dia hanya sekadar alat bantu yang digunakan manusia untuk membuat
hidupnya lebih efisien. Jangan sampai kita menjadi candu dengan teknologi itu
sendiri yang pada akhirnya membuat kita kehilangan jati diri kita sebagai
seorang manusia. Seperti yang terjadi dalam Surrogate.
Karena manusia adalah
mahluk paling sempurna yang diturunkan Sang Pencipta di muka bumi. Mahluk yang memiliki
kemampuan untuk berpikir dan menciptakan ide-ide yang luar biasa. Awal dari
teknologi adalah ide manusia, jadi jangan sampai pada akhirnya nanti kita yang
akan dikuasai oleh teknologi itu sendiri.
Note: Tulisan dari blog lama
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Jejak Anda